Rabu, 20 November 2013

auditing teknologi



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Sebagian besar entitas, termasuk usaha kecil yang merupakan bisnis keluarga  sekarang sudah mengandalkan teknologi informs untuk mencatat semua transaksi-transaksi yang telah terjadi.
Penggunaan teknologi iformasi (TI) dapat meningkatkan pengendalian internal (rencana organisai, dan metode serta kebijaksanaan dan lain-lain) dengan mengganti pengendalian yang biasanya menggunakan system pengendalian manul yang rentan terhadap kesalahan manusia.
Teknologi informasi kini memberikan kemudahan dalam dalam mencatat dan memproses transaksi-transaksi bisnis.sebagian akibat dari ledakan kemajuan TI,bahkan usaha-usaha yang relative kecil sekarang sudah menggunakan Komputer dengan program akuntasi komersial untuk mengerjakan pembukuan mereka.
Auditor tidak dapat mengandalkan teknologi informasi hanya karena informasi yang memiliki keakuratan yang tinggi, karena TI juga dapat menimbulkan resiko pada perusahaan, sebagaimana dalam kasus pembukaan dalam buku 1 bab 10 “jasa audit dan assurance” mengenai PT priyanka yang terlalu mengandalkan keakuratan dari hasil perhitungan piutang yang dihasilkan oleh program computer. Orang – orang sering kali menganggap bahwa informasi program computer itu selalu benar tanpa mengujinya kembali, karena mereka lupa kalau computer dapat bekerja sebagaimana di programkan. Sebelum menyimpulkan bahwa informasi yang dihasilkan oleh computer dapat diandalkan, auditor harus memahami dan menguji pengendalian yang berbasis computer


.
1.2.      Rumusan masalah
1.      Bagaimana Teknologi Informasi Meningkatkan Pengendalian Internal
2.      Menilai Resiko TI
3.      Apa Dampak TI dalam Proses Audit
4.      Apa Saja Masalah-Masalah dalam Lingkungan TI yang Berbeda

1.3.      Tujuan masalah
1.      Untuk Mengetahui Bagaimana Teknologi Informasi Meningkatkan Pengendalian Internal
2.      Untuk mengetahuiMenilai Resiko TI
3.      Untuk mengetahui Apa Dampak TI dalam Proses Audit
4.      Untuk Mengehui Apa Saja Masalah-Masalah dalam Lingkungan TI yang Berbeda

BAB II
PEMABAHASAN
2.1.      BAGAIMANA TEKNOLOGI INFORMASI MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERNAL
Sebagian besar entitas, termasuk usaha kecil yang merupakan bisnis keluarga  sekarang sudah mengandalkan teknologi informasi untuk mencatat semua transaksi-transaksi yang telah terjadi.
 Berikut adalah perubahan dalam pengendalian internal yang disebabkan oleh integrasi TI kedalam sistem akuntansi.
·         Pengendalian computer menggantikan pengendalian manual. Pengendalian computer ini memiliki keuanggulan atau kemampuan yang tampak untuk menangani transaksi bisnis yang kompleks dalam jumlah yang besar dengan efesien. Karena computer memproses informasi secara konsisiten, salain itu TI juga dapat mengurangi salah saji dengan mengganti prosedur yang biasanya dilakukan secara manual denga pengendalian – pengendalian yang terprogram yang menerapkan fungsi saling mengawasi dan mengontrol  ( checks and balance) untuk setiap transaksi yang diproses.
Komputer mengerjakan banyak aktivitas pengendalian internal yang sebelumnya dilakukan oleh para pegawai, termasuk memandingkan nomor pelanggan dan nomor produk dengan arsip utama serta memandingkan jumlah transaksi penjualan dengan batas kredit yang sebelunya telah deprogram.pengendalian keamana online dalam aplikasi, basis data, dan sisitem operasi dapat meningkatkan pemisahan tugas, yang akhirnya mengurangi kesempatan untuk melakukan kkecurangan.
·         Menyediakan kualitas informasi yang lebih tinggi, aktivitas TI yang kompleks biasanya diatur secaara efektif karena komplleksitas menngharuskan adanya pengaturan, prosedur dan dokumentasi  yang efektif. Hal ini biasanya menghasilkan informasi yang kualitasnya lebih tinggi serta lebih cepat bagi seorang manajemen perusahaan. Jika informasi tersebut dapat diandalkan makan manajemen akan menggunakannya untuk menjadi sebuah keputusan manajemen yang lebih baik.
2.2.      Nilai Resiko Teknologi Informasi
Meskipun TI dapat meningkatkan pengendalian internal perusahaan, TI juga dapat memepengaruhi resiko pengendalian secara keseluruhan. Misalnya jika system teknologi informasi rusak dan gagal, organisasi-organisasi dapat menjadi lumpuh akibat ketidak mampuan mereka untuk mendapatkan kembali informasi yang hilang tersebut dikarenakan TI penggunaan informasi tidak andal yang disebabkan oleh kesalahan pemprosesannya.
Resiko-resiko ini dapat meningkatkan kemungkinanan salah saji material dalam laporan keuangan. Berikut adalah resiko –resiko yang terkait dengan system TI:
1.      Resiko terhadap perangkat keras (hardware) dan data
2.      Berkurangnya jejak audit
3.      Kebutuhan akan pengalaman di bidang TI dan pemisahan tugas-tugas TI
A.    Resiko terhadap perangkat keras dan data
Meskipun TI memiliki keunggulan dalam pemprosesannya secara signifikan, namun TI juga memiliki resiko-resiko yang khas dalam melindungi perangkat keras dan data. Berikut resiko-resiko khusus tersebut:
1.      Ketergantungan terhadap kemampuan kerja perangkat keras dan perangkat lunak. Jika tanpa memeberikan perlindungan fisik yang tepat pada perangkat keras dan lunak kemungkinana tidak dapat berfungsi atau tidak dapat berfungsi dengan benar, maka dari itu perlindungan secara fisik sangat penting bagi perangkta keras maupun pada perangkat lunak yang terkait dengan dengan kerusakan fisik yang disebabkan oleh penggunaan yang tepat.( panas,lembab, atau kena air)
2.      Kesalahan sistematik dan kesalahan acak. Kesalahan dalam pemograman computer dan dan perubahan terhadap perangkat lunak tersebut dapat mempengaruhi keandalan pemrosesan computer, sehingga sering kali menyebabkan salah saji yang signifikan. Resiko ini meningkat jika sistemnya tidak deprogram untuk mengenali dan member tanda untuk transaksi-transaksi yang tidak biasa atau ketika jejak audit transaksinya tidak memadai.
3.      Akses yang tidak di otorisasi. Sisitem akuntansi yang berbasi TI sering kali dapat diakses secara online terhadap data dalam arsip utama dan akses online dapat dilakukan dari jarak jauh oleh pihak eksternal melalui internet, terdapat potensi yang tidak sah.  Tanpa adanya pembatasan online yang tepat seperti penggunaan kata sandi dengan benar.
4.      Kehilangan data. Hal ini memiliki dampak yang serius, dengan potensi salah saji dalam laporan keuangan, bahkan dalam beberapa kasus mengakibatkan gangguan yang serius terhadap kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan.
B.     Berkurangnya jejak audit
Salah saji mungkin tidak dapat dideteksi dengan meningkatkan penggunaan teknologi informasi (TI) karena hilangnya jejak audit yang nyata, dan juga berkurangnya keterlibatan manusia.
1.      Kejelasalan jejak audit ( visibility of audit trail). Karena banyak informasi yang dimasukan secara langsung kedalam computer, penggunaan TI sering kali mengurani atau bahkan menghilangkan dokumen-dokumen sumber dan catatan-catatan yang memungkinkan organisasi untuk menelusuri informasi akuntasi. Dokumen dan catatan tersebut dinamakan jejak audit.
2.      Berkurangnya keterlibatan manusia. Para pegawai yang menangani pemrosesan  awal transaksi tidak pernah melihat hasil ahkirnya. Sehingga mereka kurang mampu mengidentifikasi salah saji dalam pemrosesan. Bahkan mereka dapat melihat hasil ahkirnya seringkali sulit untuk mengenali adanya salah saji kaarena hasilnya sudah di ihktisarkan dengan sangat ringkas.
3.      Kurangnya otorisasi tradisional. System TI yang maju sering kali dapat mengerjakan beberapa transaksi secara otomatis, sperti halnyya menghituung bunga untuk rekening tabungan dan pemesanan persediaan ketika tingkat pemesanan bargantung pada perangkat lunak dan arsip utama yang akurat yang di gunakan untuk membuta keputusan otorisasi tersebut.
C.    Kebuthan terhadap pengalaman di bidang TI dan pemisahan tugas-tugas TI
Sisitem TI mengurangi tugas tradisional (otorisasi,pembukuan dan ppenyimpanan) dan menciptakan suatu kebutuhan tambhan akan pengalaman dibidnag TI.
1.      Berkurangnya pemisahan tugas. Ketka suatu organisasi berubah dari proses manual menjadi proses computer, computer banyak melakukan banyak tugas yang sebelumya secara tradisional dipisahkan, misalnya otorisasi dan pembukuan.
2.      Kebutuhan akan pengalaman di bidang TI. Sangat penting bagi perusahaan memiliki pegawai yang memiliki kemampuana atau pengetahuan dan pengalaman untuk memasang, memelihara, dan menggunakan system tersebut. Ketika kebutuhan system TI  meningkat, maka kebutuhan akan ahli dibidang TI meningakt pula.


2.3.      PENGENDALIAN INTERNAL KHUSUS UNTUK TEKNOLOGI INFORMASI
Untuk mengatasi masalah resiko terkait dengan keandalan teknologi informasi, organisasi-organisasi menerapkan pengendalian khusus. Berikut ada dua kategori standart audit untuk pengendalaian system TI:
1.      Pengendalian umum (General Control) dan
2.      Pengendalian aplikasi (Application Control)
1.      Pengendalian umum
Pengendalian umum ini diterapkan pada semua aspek dalam TI, diantaranya pengaturan TI, pemisahan tugas-tugas TI, pengembangan sisitem, pengamanan fisik dan online terhadap akses pada perangkat lunak, perangkat keras dan data. Adapun tujuan pengendalian umum ini adalah lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data.
Pengendalian umum tentunya berbeda dengan pengendalian aplikasi. Dalam bahasa gampang, pengendalian umum adalah semua bentuk pengendalian yang tidak terkait langsung dengan aplikasi komputer. Contohnya, memastikan bahwa ruang kantor terkunci, kemudian penempatan satpam di tugas jaga. Sedangkan pengendalian aplikasi adalah semua pengendalian terkait dengan aplikasi tertentu. Semua pengendalian yang dilekatkan dengan satu aplikasi.  
Pengendalian umum pada perusahaan dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek fisikal dilakukan terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal terhadap sistem informasi di level manajemen (misal: sistem operasi). Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi beberapa, diantaranya:
1.      Pengendalian organisasi dan otorisasi
2.      Pengendalian operasi
3.      Pengendalian perubahan
4.      Pengendalian akses fiscal dan logikal
Pengendalian organisasi dan otorisasi Yang dimaksud dengan pengendalian organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Dan juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah diotorisasi oleh administrator. 
Pengendalian operasi Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.
Pengendalian perubahan Perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap sistem informasi harus dikendalikan, termasuk pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi, serta manajemen perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
Pengendalian akses fisikal dan logical Pengendalian akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).
2.      Pengendalian aplikasi
Pengendalian aplikasi adalah prosedur-prosedur pengendalian yang didisain oleh manajemen organisasi untuk meminimalkan resiko terhadap aplikasi yang diterapkan perusahaan agar proses bisnisnya dapat berjalan dengan baik.
Pengendalian aplikasi diterapkan pada transaksi-transaksi sperti pemprosesan penjualan dan penerimaan kas. Pengendalian aplikasi dapat menjadi efektif jika pengendalian umumnya efektif. Adapun  tujuan  pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan. Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya, pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalian umum memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian-pengendalian aplikasi. Berikut adalah maca-macam pengendalian aplikasi:
1.       Pengendalian Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada pengendalian organisasi, hampir sama dengan pengendalian umum organisasi, namun lebih terfokus pada aplikasi yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator, pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian akses, terpusat hanya pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi. Selain itu juga terdapat pengendalian role based menu dibalik pengendalian akses logika, dimana hanya pengguna tertentu saja yang mampu mengakses menu yang telah ditunjuk oleh administrator. Hal ini berkaitan erat dengan kebijakan TI dan prosedur perusahaan berkaitan dengan nama pengguna dan sandi nya.
2.      Pengendalian Input
Pengendalian input memastikan data-data yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi. Hal ini sangat penting karena sebagian besar kesalahan dalam system TI berasal kesalahan memasukan data, dan tanpa mempertimbangkan kualitas pemprosesan informasi, sehingga jika salah input akan menghasilkan output yang salah.
3.      Pengendalian Proses
Pengendalian proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu (1) tahapan transaksi, dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun yang permanen dan (2) tahapan database, proses yang dilakukan pada berkas-berkas master.

4.      Pengendalian Output
Pada pengendalian ini dilakukan beberapa pengecekan baik secara otomatis maupun manual (kasat mata) jika output yang dihasilkan juga kasat mata.
5.      Pengendalian Berkas Master
Pada pengendalian ini harus terjadi integritas referensial pada data, sehingga tidak akan diketemukan anomali-anomali (ketidaknormalan atau penyimpangan), seperti:
·         Anomaly penambahan
·         Anomaly penghapusan
·         Anomaly pemuktahiran/pembaruan
Kategori Pengendalian Umum dan Aplikasi
Jenis Pengendalian
Kategori Pengendalian
Contoh pengendalian
Pengendalian Umum

Pengaturan dalam fungsi TI

Pemisahan tugas-tugas TI

Pengembangan sisitem


Keamanan fisik dan online


Rencana cadangan dan kontinjensi

Pengendalian perangkat keras
Manajer TI atau chief information officer melaporkan pada manajeme senior dan direksi

Tanggung jawab untuk melakukan pemrograman,pengoprasian,dan pengendalian data dipisahkan

Tim pengguna, para analis memandingkan dan menguji perangkat lunak secara menyeluruh

Akses terhadap perangkat keras dibatasi, kata sandi dan identifikasi pengguna membatasi akses terhadap perangkat lunak dan arsip data, serta enkripsi dan firewall melindungi data program dari pihak eksternal.
Rencana cadangan tertulids disiapkan dan diuji secara berkala disepanjang tahun

Kerusakan memori atau harddrive memmunculkan pesan-pesan yang salah dalam tampilan layar kompuetr


Pengendalian Aplikasi
Pengendalian input


Pengendalian proses


Pengendalian output
Tampilan  layar yang sudah diformat akan mempercepaat personel data dalam memasukan informasi.

Uji kewajara untuk menelaah harga penjualan perunit digunakan untuk memproses penjualan.

Dept.penjualan melakukan telaah pasca pemprosesan untuk transaksi penjuala
Hubungan Antara Pengendalian Umum dan Pengendalain Aplikasi
Pengendalian umum
Pengendalian aplkasi ppenerimaan kas
Pengedalian aplikasi pengajian
Pengendalian aplikasi siklus lainnya
Pengendalian aplikasi penjualan
Resiko kerusakan sistem
Resiko pemprosesan yang tidak diotorisasi
Resiko pemukhiran arsip utama yang tidak diotorisasi
Resiko perubahan terhadap aplkasi perngakat lunak yang tidak diotorisasi
 Jadi, hubungan antara pengendalian umum dan aplikasi bersifat pervasif. Artinya apabila pengendalian umum terbukti jelek, maka pengendalian aplikasinya diasumsikan jelek juga, sedangkan bila pengendalian umum terbukti baik, maka diasumsikan pengendalian aplikasinya juga baik.


2.4.      DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PROSES AUDIT
Karena para Auditor bertanggung jawab untuk mendapat pemahaman mengenai pengendalian internal, maka Auditor harus memahami TI yang digunakan klien menggunakan TI yang sederhana atau kompleks. Pengetahuan akan pengendalian umum meningkatkan kemampuan auditor untuk mengukur dan mengandalkan pengendalian aplikasi yang efektif untuk resiko pengendalian dalam proses pengauditan. Pengetahuan mengenai pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sangat penting untuk auditor perusahaan publik.
A.       Pengaruh Pengendalian Umum Terhadap Resiko Pengendalian
   Auditor harus mengevaluasi efektifitas pengendalian umum sebelum mengevaluasi pengendalian aplikasi. Hal ini dikarenakan pengendalian umum akan memiliki pengaruh signifikan terhadap pengendalian aplikasi yang efektif.
1.      Pengaruh Pengendalian Umum Terhadap Aplikasi Sistem Secara Keseluruhan.
Pengendalian umum yang tidak efektif beresiko menghasilkan resiko salah saji material pada seluruh aplikasi sistem, tanpa melihat kualitas setiap pengendalian aplikasi. Contoh apabila tugas TI dipisahklan dengan tidak memadai, misalkan operator komputer merangkap sebagai pemrogaman maka dikawatirkan oleh auditor akan terjadi perubahan data tanpa otorisasi akan menimbulkan transaksi-transaksi fiktif atau penghapusan akun-akun yang tidak sah. Atau apabila data tidak dijaga ketat akan dikawatirkan terjadi kehilanga data yang signifikan. Dalam situasi seperti ini auditor dipandang perlu untuk memperluas bagian audit sepeti penerimaan kas, pengeluaran kas, dan penjualan untuk memenuhi kelengkapan.
Disisi lain apabila pengendalian umum sudah efektif maka auditor bisa fokus pada pengendalian aplikasi. Auditor kemudian dapat menguji pengendalian aplikasi untuk efektifitas aplikasi dan mengandalkan hasilnya untuk mengurangi pengujian subtantif.


2.      Pengaruh Pengendalian Umum Terhadap Perubahan Perangkat Lunak.
Peubahan klien terhadap aplikasi perangkat lunak mampu mempengaruhi kepercayaan auditor terhadap pengendalian otomatis. Ketika klien merubah aplikasi yang digunakan maka auditor harus menentukan apakah diperlukan pengujian tambahan. Jika pengendalian efektif maka dapat dengan mudah ditentukan kapan aplikasi harus dirubah. Namun jika pengendalian umum lemah akan sulit untuk mencari perubahan perangkat lunak. Akibatnya auditor harus mempertimbangkan untuk melakukan sepanjang tahun audit.
3.      Mendapat Pemahaman atas Pengendalian Umum Klien.
 Auditor biasanya mendapatkan informasi pengendalian umum dan aplikasi melalui beberapa cara sebagai berikut:
·         Melakukan wawancara dengan personel TI dan para pengguna utama
·         Memeriksa dokumentasi sistem seperti bagan arus, petunjuk penggunaan bagi para pengguna, permohonan perubahan program, dan pengujian hasilnya
·         Mengkaji hasil perincian kuesioner yabg diisi oleh para staff TI
Untuk beberapa kasus auditor harus menggunakan beberapa pendekatan diatas karena akan menghasilkan hasil yang berbeda.
B.        Dampak dari Pengendalian TI Terhadap Resiko Pengendalian dan Pengujian Subtantif
   Pembahasan ini mengenai resiko pengendalian bukan merupakan hal baru dikarenakan audutor akan menggunakan TI untuk proses audit sesuai prosedur yang berlaku. Sudah diketahu8i bahwa audiror menghubungkan antara pengendalian dan kekurangan untuk setiap proses audit. Pengendalian yang sama juga dilakukan pengendalian dalam TI.
1.      Menghubungkan Pengendalian TI dengan Tujuan Audit Terkait Transaksi.
Biasanya auditor tidak menghubungkan antara pengendalian dan kekurangan dalam pengendalian umum kepada tujuan audit terkait transaksi spesifik. Karena pengendalian umu berpengaruh dalam beberapa siklius, maka ketidakefektifan penegndalian umum akan mengakibatkan ketidakmampuan auditor melakukan pengendalian aplikasi untuk mengurangi resiko pada setiap siklus dan begitu pula sebaliknya.
Auditor dapat menggunakan matriks resiko pengendalian untik membantu dalm mengidentifikasi pengendalian aplikasi manual maupun secara otomatis serta kakurangan pada setiap tujuan audit terkait. Auditor dapat mengidentifikasi pengendalian manual maupun otomatis disaat yang sama ataupun terpisah, namun keduanya tidak dapat mengidentifikasi kelemahan atau mengukuar resiko pengendalian hingga kedua jenis pengendalian tersebut telah diidentifikasi.
2.      Pengaruh Pengendalian TI Terhadap Pengujian Subtantif.
Setelah mengidentifikasi pengendalian aplikasi spesifik yang dapat digunakan untuk mengurangi resiko pengendalian, auditor dapat mengurangi pengujian subtantif. Sifat sistemik dari pengendalian aplikasi otomatis memunginkan auditor untuk mengurangi ukuran sampel untuk menguji pengendalian baik dalam audit atas laporan keuangan dan audit atas pengendalian inernal atas laporan keuangan. Auditor dapat mengandalkan audit tahun sebelumnya apabila pengendalian umum efektif dan tidak ada perubahan sejak pengujian terakhir yang dilakukan auditor. Auditor sering menngunakan perangkat lunaknya sendiri untuk menguji pengendalian. Faktor-faktor tersebut bila digabungkan akan mengahasilkan audit yang efektif dan efisien.

C.          Pengauditan Dalam Lingkungan TI yang Tidak Terlalu Kompleks
   Banyak oraganisasi merancang dan mengunakan perangkat lunak akuntansi untuk memproses transaksi mereka sehingga dokumen sumber dapat dlihat kembali dalam bentuk yang mudah dibaca dan dapat ditelusuri dengan mudah disepanjang sisitem akuntansi hingga outputnya. Proses seperti ini masih mempertahankan dokumen tradisioanal seperti dokumen permintaan barang dan penerimaan barang. Perangkat lunak tersebut juga menghasilkan cetakan jurnal dan buku besar yang memungkinkan auditor menelusuri transaksi melalui catatan akuntansi. Pengendalian ini dilakukan dengan membandingkan catatan yang dihasilkan komputer dengan dokumen simber yang digunakan klien.
Dalam situasi ini penggunaan TI tidak berdamapak besar bagi penelusuran audit. Biasanya auditor mendapat pemhaman dengan atas pengendalian internal dan melakukan pengujian pengendalian , pengujian subtantif trabsaksi atas prosedur verifikasi saldo-saldo akun dengan cara yang sama ketika melakukan pengujian pada sistem akuntansi manual. Aaauditor juga masih bertanggung jawab mendapat pengendalian umu atas pengendalian umum dan pengendalian aplikasi komputer karena pengendalian tersebut bermanfaat dalam mengidentifikasi resiko-resiko yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan. Namun auditor biasanya tidak melakukan pengendalian otomatis namun menggunakan pengendalian manual untuk pengurangan penilaian resiko pengendalian, pendekatan audit semacam ini biasanya disebut pengauditan sekitar komputer (auditing around the computer).
Auditor pada perusahaan yang lebih kecil sering mengaudit disekitar komputer ketika pengendalian umum kurang efektif dibandingkan dengan lingkungan TI yang lebih kompleks. Biasanya perusahaan kecil tidak memiliki personel TI yang kompeten atau menggunakan konsultan TI yang bekerja berkala untuk instalasi dan pemeliharaan perangkiat lunak dan keras. Pengauditan disekiatar komputer menjadi efektif karena sering kali menghasilkan jejak audit yang mamadai yang memungkinkan auditor membandingkan dokumen sumber dengan output yang diahasilkan.
Banyak organisasi denagn lingkungan TI tidak kompeks sering sekali mengandalkan komputer-komputer mikri untuk melakukan sistem akuntansi. Penggunaan komputer-komputer mikro menghasilkan pertimbangan audit yang khas seperti berikut:
·         Ketergantungan yang terbatas pada pengendalian otomatis. Bahkan dalam lingkunagan TI yang tidak canggihpengendalian otomatis sering kali dapat diandalkan. Contoh: program perangkat lunak dalm komputer mikro dapat dimuatkan dalam hard drive komputer dalam format yang tidak dapat dirubah oleh personel klien, sehinnga adanya data yang diotorisasi menjadi rendah. Sebelum mengandalkan pengendalian yang dimasukan dalm perangkat lunaktersebut auditor harus yakin pada kualitas pemasok yang baik.
·         Akses terahadap akses utama. Ketika klien menggunakan komputer mikro maka auditor memperhatikan arsip-arsip utama dan tanggung jawab pemrosesannya menjadi sangat penting. Kajian yang dilakukan oleh manajer-pemilik yang dilakukan secar berkala terhadap output transaksi dapat meningkatkan pengendalian internal.
·         Resiko virus komputer. Virus komputer dapat menghilangkan data dan program yang tersimpan dalm komputer.
     
   Penggunaan komputer mikro oleh perusahaan publik untuk memproses laporan keuangan dapat mempengeruhi audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Jika auditor mnyimpulkan pengendalian umu efektif maka audit atas pengendalian aplikasi otomatis dapat ditingkatkan. Auditor juga harus mempertimbangkan dampak dari kurang efektifnya pengendalian internal terhadap pengendalian internal atas laporan keuangan.
D.       Pengauditan dalam Lingkungan TI yang Lebih Kompleks
   ketika organisasi mempeluas penggunaan TI-nya, pengendalian internal sering kali dimasukan kedalam aplikasi-aplikasi yang hanya tersediasecara elektronik, ketika sumber transaksi tradisioanal sperti faktur, dan catatan akuntansi seperti jurnal penjualan hanya tersedia secara elektronik maka auditor harus merubah pendekatan audit. Pendekatan ini biasanya disebut pengauditan melalui komputer (auditing through the computer).Perbedaan antar pengauditan di sekitar komputer dengan pendekatan melalui komputer dapat dilihat pada tabel berikut:
Contoh-contoh pengauditan di sekitor computer
Pengendalian internal
Pendekatan pengauditan disekitar computer
Pendekatan pengauditan dalam computer
Kredit untuk penjualan-penjualan kredit disetujui
Pilih satu sampel transaksi penjualan dari jurnal penjualan dan dapatkan pesanan penjualan terkait untuk menentukan inisial manajer kredit yang ada disana, yang menandai adanya persetujuan penjualan kredit.
Dapatkan salinan program penjualan pelanggan dan arsip utama batas kredit pelanggan yang terkait dan memproses pengujian sampel data transaksi penjualan untuk menentukan apakah aplikasi perangkat lunak dengan tepat menolak transaksi penjualan yang diuji melebihi batas transaksi yang ditentukan dan menerima transaksi lainnya.
Pengajian diproses hanya untuk orang-orang yang dipekerjakan perusahaan
Pilih salah satu sampel pengeluaran gaji dari jurnal gaji dan lakukan verifikasi dengan cara mengkaji arsip departemen sumber daya manusia dimana terdapat daftar nama pegawai yang saat ini bekerja di perusahaan
Buatlah arsip pengujian data untuk nomer identifikasi pegawai yang sah dan tidak sah dan proseslah arsip tersebut dengan menggunakan salinan aplikasi program aplikaso penggajian klien untuk menentukan apakah nomer identifikasi pegawai apakah nomer pegawai tidak sah ditolak dan yang sah diterima.
Total kolom di jurnal pengeluaran kas di sub total secara otomatis oleh computer
Dapatkan cetakan jurnal pengeluaran kas dan secar manual jumlahkan kebawah setiap kolom untuk memeriksa akurasi total kolom yang teercetak
Dapatkan salinan elektronik transaksi jurnal pengeluaran kas dan gunakan perangkat lunak audit umum untuk memeriksa akurasi total kolom. 

1.      Pendekatan Pengujian Data.
Auditor memproses pengujian data mereka sendiri menggunakan komputer klien dan aplikasi untuk menguji aplikasi apakah sudah bekerja secara tepat. Auditor merancang pengujian data untuk memasukan transaksi yang harus ditolak atau diterima oleh sistem komputer klien. Setelah data di uji diproses dlam sisitem klien. Auditor membandingkan hasil aktual dengan hasil yang diprediksi untuk menilai pengendalian otomatis pada aplikasi tersebut. Berikut adalah gambar untuk mengilustrasikan penggunaan dar pendekatan pengujian data.
            Ketika menggunakan pendekatan pengujian data, auditor memilik tiga pertimbangan utama berikut:
a.       Pengujian data harus memasukan semua kondisi yang ingin di uji oleh auditor. Audior harus menguji semua pengendalian kunci berbasis komputer dan memasukan data yang realistis yang kemungkinan menjadi bagian pemrosesan normal klien, termasuk transaksi sah dan tidak sah.
b.      Program aplikasi yang diuji oleh data uji auditor harus sama dengan data yang digunakan klien sepanjang tahun. Salah satu pengendalian yang dipergunakan adalah pengujian data secara mendadak, jika memungkinkan secara acak sepanjang tahun. Walau metode ini berbiaya mahal dan memerlukan waktu lama. Metode lain adalh dengan mengandalkan pengendalian umu klien dalam fungsi kepustakaan dan pengembangan sistem untuk meyakinkan bahwa program yang diuji adalah program yang digunakan oleh klien dalam pemrosesan transaksi sehari-hari.
c.       Data yang diuji harus di hapuskan dari catatan klien. Jika auditor memproses data ketika klien memproses transaksi sendiri, auditor harus menghapus data yang diuji dalam transaksi utama klien setelah pengujian selesai dilakukan.
Karena kompleksitas di berbagai program aplikasi klien, auditor yang menggunakan pendekatan pengujian sering kali mendapat bantuan dari ahli audit kimputer. Banyak KAP besar memiliki staff khusus yang membantu dalam menguji pengendalian aplikasi klien.
2.      Simulasi Paralel.
Auditor sering kali menggunakan perangkat lunak yang dikendalikan auditor untuk melakukan operasi yang sama dengan perangkat lunak yang di pakai klien, dengan menggunakan arsip data yang sama. Tujuannya adalah untuk menentukan efektifitas pengendalian otomatis dan untuk mendapatkan bukti mengenai saldo akun secara elektronik. Pengujian semacam ini dinamakan pengujian simulasi paralel (paralel simulation test). Berikut adalah adalah gambar untuk menunjukkan simulasi parallel yang tipikal.
Auditor umunya melakukan pengujian simulasi paralel menggunakan perangkat lunak audit yang umum (generalized audit software-GAS), yang program-programnya dirancang khusus untuk proses pengauditan. Perangakat lunak yang tersedia komersial seperti ACL atau IDEA, dapat dengan mudah dijalankan dikomputer dekstop atau laptop milik auditor. Tetapi ada beberapa auditor yang lebih memilih menggunakan perangkat lunak milik mereka sendiri.

Penggunaan umum dari prnggunaan perangkat lunak audit umum
Penggunaan
Deskrisi
Contoh
Verifikasi keluasan dan penjumlahan kebawah
Verifikasi keakuratan perhitungan klien dengan menghitung informasi tersebut secara independen
Jumlah kebawah neraca saldo piutang dagang
Menguji kualitas kelemgkapan, konsistensi, dan ketepatan catatan-catatan


Lihat semua catatan dengan menggunakan kriteria khusus
Telaah arsip penggajian untuk pegawai yang sudah tidak bekerja
Membandingkan dat di berbagai arsip terpisah
Tentukan apakah informasi di dua atau lebih arsip data sama antara satu dengan lainnya
Bandingkan perubahan dalam saldo piutang dagang di antara dua tanggaldengan menggunakan penjualan dan penerimaan kas dalam arsip-arsip transaksi
Mengikhtisarkan atau mengurutkan kembali data dan melakukan analisis
Perubahan atau agresi data
Susun kembali unsur-unsur persediaan berdasarkan lokasinya untuk memudahkan pengamatan fisik persediaan
Memilih sampel audit
Memilih sampel dari data yang dapat dibaca oleh mesin
Pilih utang pelanggan yang akan dikonfirmasikan secara acak
Cetak permintaan-permintaan konfirmasi
Cetak data untuk unsur-unsur sampel yang dipilih untuk melakukan pengujian konfirmasi
Cetak nam pelanggan, alamat dan informasi saldo akun dari arsip utam
Bandingkan data yang didapat dari prosedur audit alinnya dengan catatan perusahaan
Bandingkan data yang dapat di baca oleh mesin dengan bukti audit yang disapatkan scara manual, yang diubah kedalam bentuk yang dapat dibaca mesin.
Bandingkan jawaban-jawaban konfirmasi dengan arsip utama piutang-piutang.

Penggunaan perangkat lunak yang umum memiliki tiga keuntungan yakni : relatif mudah untuk melatih para staff audit untuk menggunakannya, dapat digunakan untuk berbagai klien, dan memiliki kemampuan audit cepat dan terperinci dengan sisitem manual. Dua tujuan utama terperinci yang akan dibahas antaa lain:
a.      Perangkat lunak audit umum digunakan untuk menguji pengendalian otomatis. Seorang audtor mendapat salinan arsip utama batas kredit pelanggan atas arsip pemesanan pelanggan milik klien, kemudian menginstruksikan komputer auditor untuk mendata transaksi yang melebihi batas maksimal. Auditor kemudian membandingkan output dan data yang melebihi batas yang telah diotorisasi.
b.      Perangkat lunak audit umum digunakan untuk memverifikasi saldo-saldo akunklien.Seorang auditor dapat menggunakan perangkat lunak untuk menjumlahkan arsip utama piutang pelanggan klien untuk menentukan apakah jumlah totalnya sama dengan jumlah saldo di buku besar.
3.      Pendekatan Modul Audit Melekat (Embedded Audit Module Approach). Ketika menggunakan pendekatan modula audit melekat auditor memasukan sebuah modul audit dalam sistem aplikasi klien untuk mengidentifikasi jenis transaksi khusus. Sebagai contoh, auditor mungkin menginginkan untuk mengunakan modul terikat untuk mengidentifikasi semua pembelian yang melebihi                  Rp 25.000.000 untuk ditindak lanjuti dengan pengujian yang lebih terperinci untuk tujuan audut keterjadian dan akurasi terkait transaksi.dalam beberapa kasus auditor menyalin transaksi yang teridentifikasi kedalam data terpisah untuk diproses menggunakan simulasi paralel untuk menyalin fungsi yang dilakukan oleh klien. Auditor kemudian membandingkan output klien dengan auditor. Perbedaan-perbedaan kemudian dicetak dalam laporan pengecualian untuk tindak lanjut auditor.
               Pendakatan modul audit melekat memungkinkan auditor untuk  dapat yerus mengaudit transaksi klien secara aktual di banding sistem simulasi paralel yang dilakukan secara berselang.
               Meskipun auditor bisa menggunakan satu atau gabungan beberapa pendekatan pengujian, biasanya mereka menggunakan cara-cara sebagai berikut:
a.       Menguji data untuk melakukan pengujian pengendalian dan pengujian subtabtif transaksi
b.      Simulasi paralel untuk pengujian subtantif, seperti penghitungan ulang jumlah transaksi dan penjumlahan kebawah catatan tanbahan di arsip utama piutang dagang.
c.       Melekatkan modul audit untuk mengidentifikasi transaksi-transaksi yang tidak biasa untuk pengujian subtantif.
2.5.      MASALAH-MASALAH DALAM LINGKUNGAN TI YANG  BERBEDA
A.    Masalah-masalah dalam lingkungan jaringan
Meningkatnya penggunaan jaringan yang menghubungkan peralatan seperti computer mikro, computer mini, mainframe, workstation, server dan mesin cetak telah mengubah TI untuk banyak aktivitas usaha.Local area Network (LAN) menghubungkan peralatan-peralatan dalam satuatau beberapagedung yang lokasinya berdekatan dan dan hanya digunakan dalam sebuah perusahaan. LAN seringkali digunakan mentranfer data dan progam dari satu computer atau workstation dengan menggunakan system jaringan yang memungkinkan semua alat-alat beroperasi bersama. Wide Area Network menghubungkan peralatan-peralatan dalam wilayah geografis yang lebih luas, termasuk operasi global
Dalam jaringan, apliksai perangkat lunak dan arsip data yang digunakan untuk memproses transaksi dimasukkan ke dalam computer yang terhubung satu sama lainnya. Akses terhadap aplikasi dari computer mikro atau workstation diatur oelh perangkat lunak server jaringan.bahkan perusahaan kecil dapat memiliki beberapa computer server yang terhubung satu sama lain dalam suatu jaringan, sementara perusahaan yang lebih besar dapat memiliki ratusan server dalam lusinan lokasi jaringan yang terhubung satu sama lain.
Sebagian besar pengendalian umum yang diterapkan jaringan klien yang luas, karena dukungan TI dan keterlibatan pengguna tersentralisasi.Untuk perusahaan-perusahaan lainnya jaringan menggambarkan masalah-maslah pengendalian yang harus dipertimbangkan auditor dalam menrencanakan audit.sebagai contoh, auditor sering kali meningkatkan risiko pengendalian ketika perusahaan memiliki jaringan yang terdiri dari beberapa server yang terletak di beberapa lokasi karena adanya operasi jaringan yang terdesentralisasi sering kali kekurangan pengamanan dan pengawasan manajemen terhadap beragam server yang terhubung.
B.     Masalah-masalah dalam system manajemen basis data
Manajemen basis data memungkinkan klien untuk menciptakan basis data yang memasukkan informasi yang dapat digunakan bersama di antara beragam aplikasi. Dalam system non basis data (nondatabase), masing-masing aplikasi memiliki arsip data tersendiri, sedangkan dalam system manajemen basis data, banyak arsip-arsip aplikasi bersama. Tujuan klien menerapkan system manajemen basis data adalah untuk mengurangi duplikasi data, meningkatkan pengendalian terhadap data, dan memberikan informasi yang lebih baik untuk pengambilan keputusan dengan mengintegrasikan informasi di sepanjang fungsi-fungsi dan departemen-departemen dalam perusahaan
Pengendalian sering kali dapat ditingkatkan ketika data terpusat dalam system manajemen basis data dengan menghilangkan duplikasi arsip data.Namun demikian, system manajemen basis data juga dapat menciptakan resiko pengendalian internal. Risiko meningkat ketika bergam pengguna, termasuk individu-individu di luar fungsi akuntansi, dapat mengakses dan mempengaruhi arsip data.Untuk mengatasi malah risiko data yang tidak diotorisasi, tidak akurat dan tidak lengkap, maka perusahaan harus menerapkan pengaturan basis data serta pengendalian akses yang tepat. Dengan data yang terpusat dalam satu system tunggal, mereka juga harus menyakinkan adanya cadangan data yang tepat secara berkala.
Auditor klien yang menggunakan system manajemen basis data harus memahami perencanaan, organisasi serta kebijakan dan prosedur klien untuk menentukan seberapa baik system ditangani. Pemahaman ini dapat mempengaruhi penilaian resiko pengendalian auditor serta opini auditor mengenai afektivitas operasi pengendalian imtenal terhadap pelaporan keuangan.
C.    Masalah-masalah dalam system e-commerce
Perusahaan-perusahaan yang menggunakan system e-commerce untuk melakukan transaksi bisnisnya menghubungkan system akuntansi internal mereka secara elektronik dengan pihak eksternal, seperti dengan pelanggan dan pemasok. Akibatnya, risiko perusahaan sebagaian bergantung pada seberapa baik rekan-rekan e-commerce klien mengidentifikasi dan menangani risiko dalam system TI mereka sendiri. Untik menangani risiko independensi, perusahaan harus menyakinkan bahwa rekan bisnis mereka menangani resiko TI sebelum melakukan bisnis dengan mereka secara elektronik.
Penggunaan system e-commerce juga berarti membuka data sensitive perusahaan perusahaan, program dan perangkat lunak terhadap kemungkinan sabotase oleh pihak eksternal.Untuk membatasi kemungkinan tersebut, perusahaan menggunakan firewall, teknik enskripsi dan tanda tangan digital.
Firewall berfungsi melindungi data, program dan sumber daya TI lainnya dari para pengguna eksternal eksternal yang tidak sah untuk mengakses system melalui jaringan, seperti internet.firewall merupakan suatu system perangkat keras dan perangkat lunak yang mamantau dan mengendalikan arus komunikasi e-commerce dengan menghubungkan semua jaringan melalui pengendalian yang mampu memverifikasi pengguna eksternal, memberikan akses kepada para pengguna yang sah, dan menolak akses para pengguna yang tidak sah, serta mengarahkan para pengguna yang sah pada program atau data yang diminta.
Teknik enkripsi melindungi keamanan komunikasi elektronik ketika informasi ditransmisikan. Enkripsi terkomputerisasi mengubah suatu pesan standar ke dalam kode, yang mengharuskan penerima pesan elektronik tersebut menggunakan program deskripsi untuk membaca pesan tersebut.Teknik kunci enskripsi public sering kali dignakan, ketika suatu public key digunakan utuk mengubah pesan ke dalam kode-kode dan kunci lainnya digunakan untuk mengubah kode-kode ke dalam pesan yang dapat dibaca. Kunci public didistribusikan kepada semua pangguna yang memiliki otoritas untuk menerima dan membaca pesan tersebut.
Untuk memeriksa  kabsahan rekan bisnis dalam melakukan bisnis secara elekronik, perusahaan dapat mengandalkan otoritas sertifikasi eksternal untuk memferifikasi sumber public key dengan menggunakan tanda tangan digital.Suatu otoritas sertifikasi yang terpercaya mengeluarkan sertifikat digital kepada individu-individu dan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam e-coomerce.Tanda tangan digital berisi nama pemilik dan public key-nya.selain tanda tangan digital berisi nama otoritas yang yang memberikan sertifikasi dan tanggal kadaluarsa sertifikat tersebut serta informasi khusus lainnya. Untuk menjamin integritas dan keabsahannya, setiap tanda tangan secara digital ditanda tangani oleh private key yang dijaga oleh otoritas yang member sertifikasi.
Auditor harus memahami sifat dari firewall  dan pengendalian enskripsi intuk menyakinkan bahwa firewall dan pengendalian enskripsi telah diterapkan dan dipantau dengan tepat.Sebuah system pengaman firewall yang tidak memadai dapat meningkatkan kemungkinan perubahan yang tidak diotorisasi terhadap perangkat lunak dan data.Sehingga, auditor mungkin perlu untuk menguji pengendalian di seputar penggunaan firewall untuk menjamin bahwa pengendalian aplikasi otomatis digunakan untuk mendukung penilaian resiko pengendalian di bawah tingkat maksimum belum diubah tanpa sepengetahuan auditor.Demikian pula auditor mungkin perlu untuk memahami dan menguji pengendalian enskripsi untuk memenuhi tujuan saldo akun dan transaksi.Kegagalan untk melakukan enskripsi transaksi atau data akun dengan tepat dapat berakibat pada perubahan dalam jumla-jumlah yang mendukung transaksi atau saldo-saldo akun tersebut.
D.    Masalah-masalah ketika klien mensubkontakkan kebutuhan TI
Banyak klien yang mensubkontrakkan beberapa atau semua kebutuhan TI-nya kepada pusat layanan computer independen, termasuk penyediaan layanan aplikasi, dibandingkan dengan pusat TI internal. Perusahaan-perusahaan yang lebih kecil sering kali mensubkontrakkan fungsi penggajian mereka karena penggajian relative sama di satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, dan banyak penyedia jasa penyedia jasa penggajian yang andal yang tersedia. Seperti halnya semua keputusan pesubkontrakkan, perusahaan memutuskan apakah akan mensubkontrakkan funsi TI dengan alas an efisiensi biaya.
Ketika perusahaan mensubkontrakkan TI pada suatu pusat layanan computer, klien memasukkan data input, yang kemudian diproses oleh pusat layanan computer dengan harga pembayaran tertentu., dan mengembalikan hasil output dan input orginal yang disepakati.Untuk penggajian, perusahaan memasukkan data waktu kerja pegawai, dan formulir pajak pada pusat layanan. Pusat layanan kemudian mengembalikan slip-slip gaji, jurnal dan data input setiap minngu serta formulir pajak setiap akhir tahun. Pusat layanan computer bertanggung jawab untuk merancang system computer dan memberikan pengendalian yang memadai untuk meyakinkan bahwa pemrosesan dapat diandalkan.
Memahami pengendalian internal dalam system subkontrak
Audiitor menghadapi kesulitan ketika mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal klien dalam situasi tersebut karena banyak pengendalian yang terletak di pusat layanan, dan auditor tidak dapat menganggap pengendalian sudah dilakukan dengan tepatkarena pusat layanan tersebut merupakan perysahaan independen.Standar audit mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan kebtuhan ntuk mendapatkan pemahaman dan menguji pegendalian internal pusat layanan tersebut jika aplikasi pusat layanan tersebut melibatkan data financial yang sigfikan besarnya.Sebagai contoh, banyak pengendalian untuk tujuan audit terkait transaksi penggajian terletak pada program perangkat lunak yang dijaga dan didukung oleh perusahaan penyedia jasa penggajiandan buka pada klien audit.
Tingkat kepercayaan terhadap auditor pusat layanan computer
Dalam beberapa tahun terakhir, merupakan hal yang wajar bagi pysat layanan untuk melakukan kontrak dengan suatu KAP untuk mendapatkan pemahaman dan menguji pengendalian internal di pusat layanan serta menerbitkan laporan untuk digunakan oleh semua pelanggan dan para auditor independennya. Tujuan dari penilaian independen ini adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai pada seluruh pelanggan pusat layanan mengenai kecukupan pengendalian umum dan pengendalian aplikasi pusat layanan serta untuk menghapus pengauditan yang berulang yang dilakukan oleh para pelanggan pusat layanan tersebut.Jika pusat layanan tersebut memiliki banyak pelanggan dan masing-masing mengharuskan adanya pemahaman atas pengendalian internal pusat layanan oeh para auditor independennya, halangan dan biaya bagi pusat layanan dapat menjadi besar.
PSA 70 (SA 324) memberikan panduan bagi (1) auditor untuk menerbitkan laporan atas pengendalian internal organisasi penyedia jasa dan (2) auditor organisasi pengguna  yang mengandalkan laporan auditor perusahaan penyedia jasa.Auditor perusahaan penyedia jasa dapat menerbitkan dua jenis laporan:
a.       Laporan atas pengendalian yang diterapkan
b.      Lapran atas pengendalian yang diterapkan serta pengujian efektivitas operasi
Sebuah laporan atas pengendalian yang diterapkan akan membantu auditor dalam mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal untuk merencanakan audit. Namun demikian, auditor juga membutuhkan bukti mengenai afektivitas operasi pengendalian untuk menilai resiko pengendalian, khususnya ketika mengaudit pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan bagi perusahaan public. Bukti-bukti tersebut dapat berupa hal-hal berikut.
·         Berdasarkan pada laporan auditor perusahaan penyedia jasa atas pengendalian yang diterapkan dan pengujian atas efektivitas operasi pengendalian.
·         Berasal dari pengujian atas pengendalian internal organisasi pengguna terhadap aktivitas-aktivitas organisasi penyedia jasa.
·         Dihasilkan ketika auditor perusahaan pengguna layanan melakukan pengujian yang tepat di perusahaan penyedia jasa.
Jika auditor memutuskan untuk mengandalkan laporan auditor perusahaan penyedia jasa, Tanya jawab yang tepat perlu dilakukan terkait dengan reputasi auditor perusahaan peneydia jasa. Standar audit menyetakan bahwa auditor perusahaan pengguna layanan tidak boleh membuat referensi terhadap laporan dari auditor perusahaan penyedia jasa dalam opini atas laporan keuangan organisasi pengguna.

BAB III
PENUTUP
3.1.      Kesimpulan
Bab ini membahas mengenai bagaimana TI memengaruhi proses audit. Meskipun ketika suatu klien menggunakan TI dapat meningkatkan pengendalian internal mereka, penggunaan system akuntansi berbasis TI akan membawa resiko-resiko yang baru yang biasanya tidak muncul dalam manual yang tradisional. Perusahaan yang ditangani dengan baik mengenali adanya resiko-resiko yang baru tersebut dan mengatasinya dengan menerapkan pengendalian  umum dan aplikasi yang efektif dalam system IT untukl mengurangi dampak resiko tersebut terhadap laporan keungan. Auditor harus memiliki pemahaman atas pengendalian umum dan aplikasi klien untuk merencakan audit secara efektif. Pengetahuan mengatahui pengendalian umum memberikan dasar bagi auditor untuk mangandalkan pengendalian otomatis dan mungkin dapat mengurangi keluasanpengujian pengendalian-pengendalian kunci otomatis dalam mengaudit laporan keuangan dan pengendalian internal. Beberapa pengujian terhadap pengendalian yang dilakukan auditor yang dapat dilakukan oleh computer, sering kali merupakan salah satu cara untuk mencapai audit yang lebih efektif dan efisien. Kepercayaan terhadap pengendalian umum dan aplikasi menggunakan computer mikro, jaaringan system manajemen basis data, system e-commerce, dan mensubkontrakkna pusat layanan computer dibandingkan dengan memusatkan system TI secara internal.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar